Cari Artikel

Cari Blog Ini

Masa Orientasi Peserta Didik Baru

Mopdik atau masa orientasi peserta didik baru adalah masa bagi siswa-siswi baru untuk mengenal lebih dekat tentang MTs Al Futuhiyyah.

Tamu dari Jerman: Prof. Dr. Bernhard Lehmann

Hari itu, Senin tanggal 9 September 2013 tepat jam 11 siang, MTs Al Futuhiyyah Wonosobo kedatangan tamu spesial dari Negara Jerman, Prof. Dr. Bernhard Lehmann.

Peringatan Maulid Nabi

Setiap tahun, MTs Al Futuhiyyah memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad Saw. Kegiatan biasanya dilakukan di Aula Madrasah.

Tim Drumband MTs Al Futuhiyyah

MTs Al Futuhiyyah memiliki tim drumband yang selalu eksis di berbagai event. Beberapa kali tim drumband MTs tampil dalam kegiatan tahunan LP Maarif Kabupaten Wonosobo.

Wisuda dan Pelepasan

Wisuda dan Pelepasan adalah kegiatan akhir bagi siswa-siswi kelas IX MTs Al Futuhiyyah. Dalam kegiatan ini, para siswa diwisuda oleh Kepala Madrasah.

Kamis, 26 September 2019

Alhamdulillah

Alhamdulillah website MTs Al Futuhiyyah aktif kembali.

Selasa, 21 Februari 2017

Pentingnya Menjaga Kebersihan Lingkungan


Menjaga Kesehatan Lingkungan merupakan suatu kewajiban bagi setiap individu, selain merupakan anugerah yang diberikan sang pencipta kepada hamba-Nya, Kesehatan Lingkungan harus tetap dijaga agar keluarga kita terhindar penyakit. Karena kesehatan tidak ternilai harganya. Terkadang pada saat kita sehat, kita lupa akan nikmat tersebut dan ketika sakit kita baru sadar dan merasakan betapa kesehatan itu sungguh sangat berharga.

Tubuh yang sehat bisa didapatkan dari berolahraga secara teratur, menkomsumsi makananan bergizi, dan lingkungan yang sehat dan bersih. Lingkungan yang sehat terkadang sering tidak kita perhatikan karena kesibukan dalam bekerja sehingga lingkungan sekitar tidak dijaga kebersihannya. Akibat dari lingkungan yang tidak sehat dapat menimbulkan berbagai macam penyakit, salah satu yang mengkhawatirkan adalah deman berdarah (DBD) karena dapat menyebabkan kematian.

Kebersihan lingkungan merupakan keadaan bebas dari kotoran, termasuk di dalamnya, debu, sampah, dan bau. Di Indonesia, masalah kebersihan lingkungan selalu menjadi perdebatan dan masalah yang berkembang. Kasus-kasus yang menyangkut masalah kebersihan lingkungan setiap tahunnya terus meningkat.

Kita harus tahu tentang manfaat menjaga kebersihan lingkungan, karena menjaga kebersihan lingkungan sangatlah berguna untuk kita semua karena dapat menciptakan kehidupan yang aman, bersih, sejuk dan sehat.

Manfaat menjaga kebersihan lingkungan antara lain:

1. Terhindar dari penyakit yang disebabkan lingkungan yang tidak sehat.

2. Lingkungan menjadi lebih sejuk.

3. Bebas dari polusi udara.

4. Air menjadi lebih bersih dan aman untuk di minum.

5. Lebih tenang dalam menjalankan aktifitas sehari hari.

Masih banyak lagi manfaat menjaga kebersihan lingkungan, maka dari itu kita harus menyadari akan pentingnya kebersihan lingkungan mulai dari rumah kita sendiri misalnya rajin menyapu halaman rumah, rajin membersihkan selokan rumah kita, membuang sampah pada tempatnya, pokoknya masih banyak lagi.

Lingkungan akan lebih baik jika semua orang sadar dan bertanggungjawab akan kebersihan lingkungan, karena hal itu harus ditanamkan sejak dini, di sekolah pun kita diajarkan untuk selalu hidup bersih.

Selain hal yang disampaikan diatas kita juga harus saling mendukung agar tercapainya tujuan kita dalam menjaga kesehatan lingkungan bersama, agar tidak terjadi penyakit ataupun hal-hal yang tidak diinginkan dimasa mendatang, serta agar lingkungan kita tetap bias dinikmati hingga anak cucu kita kelak.

Berikut Tips dan trik menjaga kebersihan lingkungan:

1. Dimulai dari diri sendiri dengan cara memberi contoh kepada masyarakat bagaimana menjaga kebersihan lingkungan.

2. Selalu Libatkan tokoh masyarakat yang berpengaruh untuk memberikan pengarahan kepada masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.

3. Sertkan para pemuda untuk ikut aktif menjaga kebersihan lingkungan.

4. Perbanyak tempat sampah di sekitar lingkungan anda;

5. Pekerjakan petugas kebersihan lingkungan dengan memberi imbalan yang sesuai setiap bulannya.

6. Sosialisakan kepada masyarakat untuk terbiasa memilah sampah rumah tangga menjadi sampah organik dan non organik.

7. Pelajari teknologi pembuatan kompos dari sampah organik agar dapat dimanfaatkan kembali untuk pupuk;

8. Kreatif, Dengan membuat souvenir atau kerajinan tangan dengan memanfaatkan sampah.

9. Atur jadwal untuk kegiatan kerja bakti membersihkan lingkungan.

 Sumber: http://obedjoshua.blogdetik.com

Senin, 20 Februari 2017

Membangun Remaja Masa Depan


Abad 21 atau sering disebut zaman global telah berjalan begitu cepat dengan ditandai lajunya ilmu pengetahuan, teknologi, industri dan informasi. Batas-batas wilayah negara semakin kabur, sehingga kebiasaan, adat istiadat dan budaya asing masuk ke negara kita hampir tanpa ada filter. Ini semua jelas akan sangat mempengaruhi kehidupan kita, yang akan membawa dampak positif, di samping juga banyak dampak yang sangat negatif. Kita memang tidak bisa lari dari realitas seperti ini. Oleh karena itu, ketakutan menghadapi realitas zaman bukan menjadikan kita semakin maju, tetapi justru akan membawa manusia semakin tergilas oleh kenyataan zaman. Modernisasi kehidupan bukan untuk kita hindari, akan tetapi untuk kita hadapi. Ketakutan kita menghadapi keadaan ini akan menjadi muara ketidamampuan kita untuk menatap masa depan yang lebih baik. Jadi, kita dituntut untuk mampu menghadapi realitas ini dan mampu berada ditengah-tengah kehidupan.

Menurut Said Agil Munawar (2002) ada tiga isu sentral menyangkut remaja, yaitu: Pertama, Musibah dan problematika terbesar bangsa Indonesia ini adalah menyangkut tentang moralitas dan akhlak bangsa terutama di kalangan remaja. Kedua, Remaja kehilangan figur yang menjadi dambaannya akhirnya bermuara sulitnya mewujudkan kepribadian remaja. Ketiga, Informasi global bukan semakin menigkatkan Iman dan Takwa remaja tetapi lebih banyak menjerumuskan remaja ke jurang kenistaan yang lebih dalam.

Disinilah makna pentingnya membangun remaja generasi penerus kita untuk siap menghadapi berbagai persoalan yang menghadang, dan tampil sebagai generasi masa depan yang berkualitas dengan sifat, sikap dan perilaku yang terpuji sehingga sangat dibutuhkan kontribusinya dalam membangun bangsa dan negara.

Menurut Elizabet B. Hurlock (1992) masa remaja adalah masa peralihan dari kanak-kanak menuju perkembangan masyarakat dewasa, masa di mana ia tidak lagi merasa di bawah tigkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada pada tingkat yang sama. Masa remaja merupakan masa bermasalah, mencari identitas diri, yang menimbulkan ketakutan, dan ambang kedewasaan.

Masa remaja adalah masa yang sangat tepat untuk membangun masa depannya. Kegagalan membangun masa depan pada masa remaja akan berakibat fatal dalam mengarungi masa dewasanya. Menurut M. Al Ghazali (2007), bahwa ada beberapa tipe manusia dalam menghadapi masa depannya. Ada orang yang menjalani kehidupan dengan tekad kuat, penuh optimisme, tidak tunduk dan tidak dikendalikan oleh keadaan disekelilingnya, betapapun buruknya. Tetapi ada juga orang yang serba mengeluh, pesimisme, selalu menyerah dengan keadaan disekitarnya.

Orang yang memiliki tekad kuat, optimis, dan tidak pernah terperdaya dengan lingkungan sekitarnya, dan memiliki keteguhan dalam bersikap adalah orang yang mampu mengahadapi perubahan zaman dalam kondisi apapun. Ibarat seperti benih-benih bunga yang ditanam di bawah gundukan tanah yang subur, tumbuh subur ke atas menyambut datangnya sang surya dengan memberikan baunya yang semerbak.

Inilah sebuah gambaran orang yang mampu menguasai diri dan waktunya dengan sebaik mungkin, maka ia dapat berbuat banyak tanpa menunggu datang bantuan dari luar dirinya. Karena dengan kekuatan yang ada dalam dirinya, yang tersimpan dalam jiwanya yang bersih, dan memiliki pendirian yang kokoh, ia tetap mampu membangun sebuah kehidupan yang cemerlang bagi masa depannya walaupun kesempatan terbatas dan persaingan sangat tajam.

Pertanyaannya adalah, bagaimana membangun masa depan manusia dengan sikap yang optimis dan tetap memiliki kepribadian? Muhamad Al Ghazali (2007) memberikan sebuah langkah yang mampu menyadarkan diri manusia terutama para remaja terhadap masa depannya. Namun dengan landasan agama yang kuat masa depan bukan hanya sekedar hidup di dunia tetapi juga kehidupan pasca kebangkitan. Adapun langkah-langkah dalam membangun remaja yang berkepribadian, yaitu:

Pertama, Memulai dengan membersihkan diri dari berbagai penyakit, kotoran, dan beban dalam kehidupannya. Mengutip pendapat Ibnu Qayyim Al Jauziyah bahwa penyebab utama tumbuhnya bibit keputusasaan, kesedihan, tidak siap menghadapi masa depan adalah keterkungkungan manusia dari berbagai kemaksiatan dan kesalahan-kesalahan. Semakin lama manusia berbuat maksiat semakin kuat ketakutan yang ada dalam kehidupan ini. Sehingga manusia akan terasa sempit dalam hidupnya, hatinya selalu gelisah, dan wajahnya selalu tampak muram. Pada awal mula manusia melakukan dosa, kemaksiatan akan terasa nikmat, tetapi kenikmatan itu hanya sebentar saja. Segalanya akan berubah dengan cepat seiring dengan berlalunya waktu. Kelak dosa-dosa akan membuat malapetaka dalam dirinya, membuat keragu-raguan, menggelapkan pikirannya dan mengeraskan hatinya. Berdasarkan hal tersebut M. Jabir al Jazairi (2003) mengatakan, bahwa kunci dimulainya kehidupan baru dalam membangun masa depan adalah manusia harus bertaubat, membersihkan diri dari berbagai dosa, kesalahan, kemaksiatan dan perilaku-perilaku yang menyesatkan. Karena dengan membersihkan diri dari perilaku dosa, kesalahan akan mengembalikan manusia pada fitrahnya. Dan jalan fitrah menurut Ary Ginanjar (2004) akan membimbing manusia menuju jalan yang benar.

Kedua, Menumbuhkan kesadaran, bahwa hidup kita dibentuk oleh pikiran kita sendiri. Kebahagiaan, kesengsaraan, kecemasan, dan ketenangan muncul dalam diri kita sendiri. Diri kita yang akan memberikan warna dalam kehidupan ini. Kebenaran berpikir akan mengarahkan kepada kebenaran dalam menentukan sikap, sebaliknya kesalahan dalam berpikir akan menjerumuskan. Menumbuhkan kesadaran dalam diri ini dalam bahasa agama sering disebut dengan niat, karena hakikat dari perilaku manusia sangat tergantung dari niatnya. Muhammad Al Ghazali mengutip pendapat Dale Carnegie, bahwa pikiran kitalah yang membentuk pribadi kita. Dan arahan pikiran kita adalah faktor utama yang menentukan perjalanan hidup kita. Selanjutnya beliau mengutip perkataan Emerson, beritahukanlah kepada saya tentang apa yang ada dalam pikiran seseorang, maka saya akan memberitahukan kepada anda, siapa dia sebenarnya. Hal ini menunjukkan, bahwa tindakan seseorang sangat bergantung dengan alam pikirannya. Setiap orang diberikan kebebasan untuk memilih responnya sendiri. Ia bertanggung jawab penuh atas pikirannya sendiri. Bagaimana membangun pikiran yang baik? Kita adalah raja dari pikiran kita sendiri. Maka seseorang dituntut memiliki prinsip hidup yang kuat, yang lebih baik, karena hal itu akan melindungi pikirannya. Ia mampu memilih respon positif di dalam lingkungannya. Ia akan tetap berpikiran positif, terdorong untuk maju, memiliki sikap terbuka, saling percaya, dan kooperatif. Hal inilah yang menurut Ari Ginanjar (2004) disebut Aliansi cerdas.

Ketiga, tumbuhkan semangat dalam hidup dan hilangkan kecemasan. Dr. Harold C. Habein salah seorang dokter dari Amerika pernah menyodorkan kertas kerja, bahwa berdasarkan penyelidikannya terhadap 176 orang ternyata lebih dari sepertiga terkena penyakit ketegangan, kecemasan. Ketegangan dan kecemasan bagi remaja bisa disebabkan karena permasalahan yang dihadapinya, kerisauan terhadap masa depannya, kehilangan kesempatan, dan mungkin juga karena hubungan terhadap orang lain yang akibatnya menjadi penyakit dalam fisiknya. Kecemasan akan dapat hilang atau minimal berkurang dapat diatasi dengan, menanyakan pada diri sendiri akibat paling buruk yang mungkin terjadi, bersiap-siap untuk menerima kenyataan, dan bertindak tenang untuk memperbaiki kondisi yang terburuk sekalipun (Muhammad Al Ghazali: 2007). Bahwa orang yang dapat mengatasi rasa cemasnya dalam menghadapi setiap krisis, serta memiliki pandangan menyeluruh terhadap apa yang berada disekitarnya, dialah yang sebenarnya yang akan mendapat kemenangan. Orang yang takut miskin hakekatnya dia berada dalam kemiskinan, orang yang takut hina dia sudah berada dalam kehinaan, orang takut tidak punya kesempatan sesungguhnya dia berada dalam kesempitan. Sehingga menurut ahli filsafat cina Lin Yu Tang yang dikutip Muhammad Al Ghazali (2007) dia mengatakan; kedamaian jiwa yang sejati adalah datang dari keikhlasan menerima akibat paling buruk sekalipun.

Manusia yang berkualitas adalah manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan yang Maha Esa dalam konteks ini adalah menyadari sepenuhnya bahwa di balik kekuasaan yang ada pada manusia ini ada kekuasaan yang lain yang maha besar yang menciptakan dan menguasai segala segi dari hidup dan kehidupan ini, baik terhadap dirinya, masyarakatnya, dan alam sekitarnya. Ia menjauhkan dari dari perbuatan yang buruk yang merusak diri dan lingkungannya. Ia akan selalu terdorong untuk melakukan perbuatan yang baik.

Menurut Said Agil Munawar (2002) beriman dan bertakwa akan dapat menciptakan daya tahan yang memungkinkan mampu menghadapi dampak negatif yang terbawa dalam kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Keimanan dan ketakwaan akan menjiwai, menggerakkan, mengendalikan, dan menjadi landasan spiritual dalam menatap masa depan.

Perasaan seorang yang beriman dan bertakwa akan melihat dunia ini akan semakin luas, akan semakin optimis, karena semua dalam kendali Tuhan yang Maha Esa. Namun keimanan dan ketaqwaan harus diaplikasikan dalam kehidupan. Sebab iman ketaqwaan seseorang yang tidak diaplikasikan dalam kehidupan tidak akan sempurna.

Bentuk aplikasi iman dan taqwa tersebut adalah: Pertama, memiliki keyakinan yang kuat terhadap kekuatan besar di luar diri manusia, yaitu Tuhan Yang Maha Esa. Keyakinan ini harus menjadi sumber dari berbagai aktivitas. Wujud dari keyakinan pada Tuhan adalah selalu berhati-hati, optimis, dan selalu memikirkan kemungkinan yang tidak terduga; Kedua, melaksanakan perintah Tuhan dan menjauhi segala larangan-Nya. Hal ini berarti orang yang beriman dan bertaqwa selalu gemar dalam beribadah dan menjadikan ibadah sebagai bagian dari aktivitas hidupnya; Ketiga, memiliki akhlak yang mulia.

Dalam menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat sekaligus persaingan hidup yang semakin ketat seiring dengan dimasukinya era globalisasi, kedudukan dan peran remaja sebagai generasi penerus bangsa sangat vital. Ketidakmampuan remaja dalam membangun dirinya menjadi insan berkualitas, jelas akan memburamkan masa depan bangsa karena tidak kuat bersaing dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Oleh karena itu, bangsa yang tidak ingin eksistensinya dimasa depan tergoyah, harus membangun remajanya agar siap untuk mendukung pembangunan.

Agar siap mendukung pembangunan, remaja Indonesia harus memiliki paling tidak 13 sifat dasar sebagai berikut:

1. Iman dan Taqwa
Iman dan taqwa menjadi bekal agar berhati-hati dalam bertindak. Berperilaku penuh perhitungan dilihat dari sisi baik buruknya, kemanfaatannya bagi diri pribadi, orang lain, masyarakat, bangsa dan hubungannya dengan posisinya dia sebagai makhluk Tuhan.

2. Mandiri
Mandiri artinya mampu berdikari, tidak terlalu tergantung pada orang lain. Remaja yang mandiri adalah remaja yang mampu mengatasi persoalan-persoalan hidupnya yang berlandaskan pada kekuatan diri dan kemampuan diri. Dengan demikian, kemandirian dapat dijadikan kunci untuk bekal menjadi remaja yang memiliki kepercayaan diri yang kuat.

3. Cerdas                                                                                                                                                   
Cerdas artinya memiliki kemampuan berpikir yang cepat dan tepat. Kecerdasan umumnya didapatkan dari proses belajar yang tekun, terus menerus dan berkesinambungan. Dan semuanya ini hanya akan diperoleh melalui pendidikan yang efektif baik formal maupun non formal. Dengan menjadi remaja yang cerdas, maka akan cerdas pula cara atau strategi yang ditempuh untuk mengatasi persoalan-persoalan yang dihadapi.

4. Trampil
Trampil itu menyangkut kemampuan motorik seseorang. Remaja yang trampil adalah remaja yang mampu memanfaatkan kemampuan yang dimilikinya untuk melakukan kegiatan/pekerjaan yang produktif sehingga dapat meningkatkan kehidupan dan penghidupannya.

5. Kreatif
Kreatif artinya banyak cara. Remaja yang kreatif memiliki kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang lain dari biasanya, tetapi memiliki nilai kemanfaatan atau kualitas yang lebih. Dengan demikian remaja yang kreatif tidak akan pernah kekurangan akal untuk berprestasi dalam bidang yang digelutinya.

6. Inovatif
Inovatif artinya mampu menciptakan sesuatu yang baru, dan yang diciptakan itu memiliki manfaat bagi dirinya, orang lain maupun masyarakat sekitarnya.

7. Informatif
Informatif artinya bersifat terbuka dan mampu menyampaikan pesan-pesan yang diterimanya kepada orang lain. Dapat mengkomunikasikan gagasan, pikiran dan pendapatnya secara efektif sehingga orang lain dapat memahami maksudnya. Remaja yang informatif sangat dibutuhkan untuk membangun masyarakat yang berwawasan dan berpengetahuan luas, mengingat remaja adalah pembaharu kehidupan.

8. Jujur
Sifat jujur bagi remaja masa depan adalah sangat mutlak. Karena mereka adalah calon pemimpin bangsa, sehingga kejujuran menjadi kunci untuk menjadi pemimpin yang mampu membawa kemajuan dan kejayaan bangsa di kemudian hari. Sekarang ini sudah banyak contoh bahwa ketidakjujuran pejabat dan pemimpin negeri ini telah menyebabkan banyaknya kasus korupsi yang merugikan negara hingga triliunan rupiah yang sebenarnya akan bermanfaat besar bila digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.

9. Amanah
Amanah artinya dapat dipercaya. Remaja yang amanah artinya remaja yang berusaha sepenuh hati menjaga apa yang dititipkan/dipesankan oleh orang lain. Remaja yang amanah akan selalu menjalankan apa yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya dengan sekuat tenaga, tidak mudah pengaruhi oleh hal-hal yang bersifat negatif.

10. Mampu bersaing
Mampu bersaing artinya memiliki kemampuan untuk berkompetisi. Dan ini tentu saja harus didukung oleh kemampuan dan ketrampilan yang memadai. Remaja yang mampu bersaing tentu akan memiliki posisi tawar yang tinggi, sehingga lebih mudah mencari pekerjaan, menciptakan produk yang bermutu, serta memiliki kualitas pribadi yang dapat diandalkan.

11. Memiliki jiwa sosial yang tinggi
Remaja masa depan selain memiliki berbagai kemampuan yang dapat diandalkan, juga harus memiliki jiwa sosial yang tinggi yang ditunjukkan dengan kepeduliannya terhadap orang lain, memiliki jiwa empati yang kuat dan memiliki jiwa penolong.

12. Memiliki jiwa pengorbanan
Jiwa pengorbanan umunya dikaitkan dengan materi, namun jiwa pengorbanan yang harus dimiliki oleh remaja masa depan adalah jiwa mau berkorban bukan semata-mata materi, tetapi juga tenaga, waktu, pikiran dan jiwanya demi kemaujuan masyarakat dan bangsanya.

13. Bertanggungjawab
Bertanggung jawab artinya mau mempertanggungjawabkan segala perbuatannya meskipun dengan resiko yang tidak menyenangkan. Remaja yang bertanggung jawab adalah remaja yang memikirkan akibatnya sebelum bertindak, dan mau mempertanggungjawabkan perbuatannya bila melakukan kesalahan.

Ketiga belas sifat dasar tersebut harus ditumbuhkembangkan pada remaja kita sebagai wujud idealisme remaja di masa depan, karena dipundak merekalah negara dan bangsa ini akan selamat dari kehancuran.


Sumber: mardiya.wordpress.com

Cerdas Mendidik Remaja


Halo, Sahabat MTs Al Futuhiyyah. Apakah Sahabat MTs Al Futuhiyyah sudah memiliki anak? Jika ya, tentu kita merasakan bahwa perkara mendidik anak menjadi pribadi yang berakhlak mulia bukanlah hal yang mudah seperti membalikkan telapak tangan. Mengapa? Hal ini karena dalam mendidik anak menjadi berakhlak mulia, diperlukan proses yang harus disertai dengan mencari pengetahuan dan cara yang tepat untuk mendidik anak sesuai dengan karakternya, khususnya anak remaja yang akan kita bahas dalam artikel ini.

Rentang Waktu Usia Remaja

Sahabat MTs Al Futuhiyyah, fase remaja dimulai sejak usia balig. Laki-laki umumnya terjadi saat memasuki usia 13—22 tahun, sedangkan perempuan antara 12—21 tahun. Nah, fase remaja ini akan berakhir antara umur 18—20-an. Saat memasuki fase remaja ini, terjadi perubahan secara fisik dan psikolologis, khususnya perubahan hormon. Perubahan hormon ini menyebabkan perubahan mood. Kadang-kadang anak bersemangat terhadap sesuatu hal, tapi lain waktu ia tidak bersemangat dan menyukai hal lain. Selain itu, anak pun menjadi lebih sensitif dan mudah tersinggung.

Perubahan psikologis yang paling mencolok adalah rasa ingin tahu, berpikir dengan egosentris, dan melakukan tindakan dan sifat yang ditujukan pada perhatian orang lain. Di samping itu, masa remaja merupakan fase yang memiliki kapasitas untuk menggunakan pengetahuan yang dimiliki secara efisien. Remaja pun sudah tidak suka dianggap atau diperlakukan seperti masa kanak-kanak. Tidak jarang anak tidak setuju dan menentang aturan atau nasihat yang diberikan.

Sebagai orang tua yang memiliki anak remaja, tentu seringkali kita merasa was-was dengan pergaulan dan lingkungan di luar rumah. Terlebih lagi, zaman sekarang tidak sedikit remaja yang terjerumus pergaulan bebas, memakai narkoba, atau melakukan hal negatif lainnya. Lalu, bagaimana agar anak tidak melakukan semua hal itu? Bagaimana cara mendidiknya? Yuk, baca cara mendidik anak remaja berikut ini!

7 Cara Efektif Mendidik Anak Remaja yang Harus Dicoba!

1. Beri Pendidikan Agama

Dalam keluarga, pendidikan agama kali pertama mulai diterapkan. Oleh karena itu, mendidik anak dengan memberikan pengetahuan agama merupakan hal yang sangat penting, loh, Sahabat MTs Al Futuhiyyah. Dengan memberikan pendidikan agama, kita bukan hanya menjadikan anak pintar dan terampil, melainkan juga memiliki akhlak, sopan, jujur, serta memiliki rasa empati dan simpati.

2. Bina Hubungan Dekat dengan Anak

Dalam mendidik anak, berperan jugalah sebagai sahabatnya. (sumber: bentspud.com)
Adanya hubungan dekat akan membuat anak merasa senang dan betah tinggal di rumah. Jika mengalami suatu masalah atau kesulitan, anak akan meminta pendapat kepada kita sebagai orang tuanya. Ada banyak cara yang bisa membangun hubungan dekat antara orang tua dan anak remaja. Contohnya, kita sebagai orang tua secara aktif mendengarkan hal yang diceritakan oleh anak. Selainkan itu, kita juga harus menempatkan diri bukan hanya sebagai orang tua, tapi juga sebagai sahabat. Sesibuk apa pun, kita harus meluangkan waktu mengobrol dan diskusi bersama anak.

3. Berikan Kesempatan Bersosialisasi dengan Lingkungan

Kebutuhan anak remaja adalah memiliki kedekatan dengan orang lain, seperti teman sekolah, memiliki sahabat, dan hidup tetangga. Nah, agar anak tidak tergelincir dan melakukan penyimpangan, tentu saja diperlukan pengawasan yang ketat agar mereka tidak terbawa arus pergaulan dan pengaruh yang negatif. Bentuk pengawasan orang tua bisa dengan mengetahui siapa kawan-kawannya, apa kegiatannya, dan apa yang anak baca dan lihat. Pastikan anak berteman dengan teman dan lingkungan yang baik.

4. Berikan Kepercayaan dan Tanggung Jawab

Anak remaja akan lebih menghargai kepercayaan yang diberikan. Jadi, biarkan mereka memilih hobi atau kegiatan yang mereka sukai selagi kegiatan tersebut positif. Tapi, mendidik anak dengan memberikan kepercayaan harus diikuti dengan menanamkan tanggung jawab.

5. Larangan dan Perintah

Saat masih kanak-kanak, anak cenderung mengikuti yang orang tua arahkan. Namun, saat memasuki usia remaja, ada beberapa hal yang akan ia bantah, tidak lagi peduli apa yang kita perintahkan dan apa yang dilarang. Dalam menghadapi ini, kita harus hati-hati dan serius menghadapinya. Pastikan ketika hendak melarang atau memerintahkan sesuatu, pahami terlebih dahulu kondisi atau suasana hatinya. Jika ia tidak siap, ciptakanlah kondisi tertentu yang menumbuhkan kemampuan menerima dalam dirinya.

6. Hargai Minat dan Pemikiran

Anak remaja memiliki kapasitas untuk memperoleh dan menggunakan pengetahuan yang dimilikinya secara efisien. Hargailah hal yang menjadi minat atau hobi dan pemikirannya. Ajaklah ia untuk bercerita tentang hal yang menjadi minat dan pikirannya. Saat ia sedang memberikan pendapatnya, jangan memotong pembicaraan.

7. Berikan Contoh yang Baik

Anak-anak cenderung meniru cara komunikasi orang tua dalam keluarga. Orang tua menjadi suri teladan dalam menyampaikan sesuatu, menyelesaikan suatu masalah, dan hal lainnya. Contoh yang paling sederhana, yaitu orang tua akan kesulitan mendidik anak untuk tidak bicara dengan nada keras jika orang tuanya sendiri sering bicara dengan nada yang keras.

Demikianlah cara mendidik anak remaja agar mereka memiliki akhlak yang baik. Selain ketujuh poin yang disebutkan di atas, hal yang tidak kalah penting adalah memberikan kasih sayang yang tulus. Selamat mencoba dan mempraktikkan hal ini di rumah, ya, Sahabat MTs Al Futuhiyyah!


Sumber: www.abiummi.com

Selasa, 10 Mei 2016

PPDB MTs AL FUTUHIYYAH TAHUN PELAJARAN 2016/2017


Kenapa mesti sekolah sambil mondok  di MTs Al Futuhiyyah?
#Madrasah senior yang sudah berpengalaman puluhan tahun
Berdiri sejak tahun 1983 hingga sekarang tentunya telah banyak pengalaman dan berkompeten dalam mendidik siswa, dan meluluskan generasi Qurani yang handal, seperti Visi MAdrasah Tsanawiyah Al Futuhiyyah menjadi Madrasah unggul yang melahirkan generasi berakhlaqul karimah, berilmu amaliah, dan beramal ilmiah.
Dengan didukung tenaga-tenaga pengajar yang professional sarjana S1 dan S2 lulusan dalam dan Luar Negri, berkompeten dan Hafidz Al Quran. Pembelajaran berbasis multi media (Komputer, laptop, LCD proyektor, kamus dan ensiklopedia digital), selain itu sistem presensi digital memungkinkan orang tua/wali murid memantau kehadiran putra-putrinya di sekolah lewat sms kehadiran  setiap hari.
Selain itu menegement  satu atap dengan Pondok Pesantren Tanfidzul Qur’an (PPTQ) “Al Munir” yang diasuh oleh KH Abdullah Mubarok, Lc dengan sistem adsminitrasi dan kurikulum terpadu, akan sangat membantu siswa untuk belajar lebih efektif.
#Kegiatan unggulan yang kompetitif
Kegiatan  sholat Dhuha harian berjamaah, diharapkan mampu menanamkan pembiasaan ibadah yang bernilai positif bagi perkembangan psikologis anak. Penguasaan bahasa Asing yakni bahasa Inggris dan bahasa Arab dengan mendatangkan Native Speaker dari luar Negri, serta pembisaan dengan Arabican Day dan English day, diharapkan mampu mendukung perkembangan linguistik anak.
1Kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler sebagai sarana penyaluran bakat anak antara lain, Drumband, Hadroh atau rebana, Bola Volly serta pramuka.
Berbagai kegiatan penunjang lain seperti Study Tour, out bond, kirab dan wisuda.
#Biaya murah dan terjangkau

Bebas biaya pendaftaran serta sumbangan uang gedung bagi semua siswa yang mendaftar tanpa terkecuali,  siswwa cukup membayar Daftar Ulang serta uang syahriah perbulan yang bisa diangsur. Madrasah juga menyediakan fasilitas seragam gratis berupa seragam almamater dan seragam olah raga.
Selain itu madrasah menyediakan beasiswa, diantaranya beasiswa siswa berprestasai, beasiswa bagi siswa yang Tahfidz Al Quran, serta Beasiswa bagi siswa tidak mampu.

#PendaftarAN  MTs Al Futuhiyyah
Datang langsung ke kampus MTs Al futuhiyyah, di jalan Dieng Km 05 Bumirejo, Mojotengah Wonosobo 56351. Pendaftaran dibuka tanggal 1 April-15 Juli 2016, pukul 08.00-12.00 WIB.
Syarat pendaftaran cukup mengisi formulir pendaftara serta melampirkan:
Ø  Fc. Akte kelahiran            1 lembar
Ø  Fc. Kartu keluarga            1 lembar
Ø  Fc. Ijazah(dilegalisir)       1 lembar
Ø  Fc. SKHUN9dilegalisie)   1 lembar
Ø  Fc. NISN                               1 lembar
Ø  Pas poto ukuran 3x4       4 lembar
Ø  Pas poto ukuran 2x3       2 lembar
Ayo, tunggu apa lagi?!
Segera daftarkan putra-putri Anda ke MTs Al Futuhiyyah, sekolah sambil mondok!

Sabtu, 12 September 2015

Tes Bacaan Shalat


Jumat 4 September 2015  di MTs  Futuhiyyah Bumirejo Mojotengah Wonosobo mengadakan kegiatan yang bersifat mendadak, yaitu evaluasi pelaksanaan sholat dhuha.
 

Seperti diketahui, di Madrasah ini mengadakan kegiatan sholat dhuha yang dilakukan setiap pagi sebelum dimulainya  jam pelajaran madrasah, kecuali hari Senin (karena melaksanakan upacara bendera) dan Jumat (untuk kegiatan SKJ).
 

Kegiatan sholat dhuha berjamaah rutin ini dimaksudkan untuk menumbuhkan kedisiplinan sejak dini, tidak hanya dibidang agama tapi juga pendidikan.
 

Bisa dipastikan, lebih dari 75 % siswa yang melaksanakan ibadah ini dengan baik, mereka mempunyai nilai akademik yang memuaskan (memenuhi standar nilai KKM).
 

Sedangkan kegiatan evaluasi ini diadakan untuk menumbuhkan semangat yang dimilki siswa supaya lebih baik lagi dalam melaksanakan ibadah sholat dhuha berjamaah.
 

Kegiatan ini berawal dari ide cerdas salah seorang guru pengajar di MTs Al-Futuhiyyah Bumirejo Mojotengah.
 

Dari kegiatan evaluasi yang kemarin diadakan ini, Alhamdulillah diperoleh hasil yang memuaskan. Rata-rata setengah dari jumlah siswa di setiap kelas sudah hafal bacaan sholat dengan baik, walaupun ada sebagian yang masih putus-sambung dalam membaca doa sholat dhuha.
Karena dirasakan sangat bermanfaat, maka pihak madrasah berencana untuk melaksanakan evaluasi ini insya Allah setiap 2 Jumat sekali. [Totok Prasosojo - PPL UNSIQ 2015]




Tradisi Peci Hitam

Sekilas tidak ada perbedaan dari siswa di MTs Al-Futuhiyyah Bumirejo dengan siswa di MTs yang lain. Pada hari Senin siswa di MTs.Al-Futuhiyyah memakai seragam yang sama dengan sekolah-sekolah yang lain yaitu memakai seragam OSIS putih biru. Tetapi setelah diperhatikan ada perbedaan dari para siswa putra di MTs Al-Futuhiyyah Bumirejo. Mereka tampak gagah menggunakan seragam OSIS putih biru yang dilengkapi dengan peci hitam. Tidak seperti siswa putra MTs lain yang biasanya seragam OSISnya dipadukan dengan topi OSIS juga.
 

Penasaran dengan hal itu, saya bertanya kepada salah seorang guru di MTs Al-Futuhiyyah. Beliau bernama Bapak Munaim, S.Pd.I. Beliau sudah mengabdi di MTs.Al-Futuhiyyah Bumirejo selama 28 tahun. Menurut beliau, para siswa putra di MTs Al-Futuhiyyah Bumirejo memang diwajibkan memakai peci hitam.Hal itu dilatarbelakangi oleh sejarah madrasah yang dulu adalah kepunyaan dari pondok pesantren Al-Futuhiyyah. Dan para santri yang mondok diwajibkan memakai peci hitam, sedangkan siswa MTs.Al-Futuhiyah 100 % adalah santri di pondok Al-Futuhiyah.
 
Seiring dengan berjalannya waktu, kini para siswa di MTs Al-Futuhiyyah hanya sekitar 40 % yang mondok di pondok pesantren. Sebagian besar siswa adalah siswa yang bermukim di daerah sekitar MTs Al-Futuhiyyah, yaitu daerah Kongsi, Andongsili, dan sekitarnya.
Siswa putra yang tidak menaati aturan memakai peci akan terkena hukuman.”Hukuman bagi siswa putra yang tidak memakai peci adalah siswa tersebut akan dihukum berlari mengelilingi halaman MTs”. 

Kata bapak Munaim S.Pd.I. Harapan dari sekolah dengan adanya tradisi memakai peci bagi siswa putra adalah para siswa akan berperilaku akhlakul karimah yang nantinya akan membawa nama baik almamater tercinta yaitu MTs Al-Futuhiyyah.
Walaupun siswa yang mondok hanya sekitar 40 %, tapi tradisi memakai peci itu tetap dilestarikan sampai sekarang dan menjadi ciri khas tersendiri dari MTs.Al-Futuhiyah Bumirejo.

[Nurul Imaroh - PPL UNSIQ 2015]